Percy Jackson: Sea of Monsters (2013)

Read Time:2 Minute, 18 Second

Jeda 3 tahun sejak rilisnya The Lightning Thief menuju Sea of Monsters mungkin sudah mereduksi sebagian besar memori akan franchise adaptasi buku Rick Riordan ini. Pamor Percy Jackson pun jauh tertinggal dari pendahulunya, Harry Potter, dan penerusnya, The Hunger Games. Terlebih, Logan Lerman, si Percy Jackson, pun lebih dikenal lewat The Perks of Being A Wallflower. Lantas, bagaimanakah nasib franchise ini dalam Sea of Monsters?

Semuanya memang sudah berubah dalam kurun 3 tahun ini. Tidak ada lagi Chris Colombus di pitch, yang ada justru Thor Freudenthal; dan bahkan (jika cukup cermat), tidak ada lagi Pierce Brosnan yang menjadi centaur. Mostly, there were regressions. Tapi, no problem! Logan Lerman masih Percy Jackson (yang lebih dewasa) dan kebanyakan cast masih hadir, dan apparently the myth goes on.

Percy Jackson (masih) demigod putra Poseidon, dan ia masih ditemani Annabeth (Alexandra Daddario), putri Athena, dan satyr penuh percaya diri, Grover (Brandon T. Jackson). Kini, Percy mendapatkan saingan baru lagi yaitu Clarisse (Leven Rambin), putri Ares; dan bertemu saudara tirinya, setengah dewa setengah cyclop bernama Tyson (Douglas Smith).

Petualangan barunya dimulai saat rival lama Percy, Luke (Jake Abel), putra Hermes menyerang kamp para demigod dan meracuni sampai mati pohon Thalia, pohon pelindung demigods’ safe haven, yang tumbuh dari jasad putri Zeus, Thalia (Paloma Kwiatkowski). Luke bermaksud membangitkan sebuah kekuatan kuno yang dapat menghancurkan Olympus. Untuk mencegahnya, Percy dan kolega harus mengarungi Sea of Monsters untuk mencari Golden Fleece yang dapat membangkitkan appaun yang telah mati; and definitely, it may risk Percy’s life again.

Sea of Monsters, IMO, terasa lebih ringan dan menghibur. Porsi humor dan aksinya lebih seimbang, meskipun film ini malah terlihat lucu walaupun bukan komedi. Identitas dan kekuatan Percy telah dieksplor di seri pertamanya, namun Sea of Monsters tidak lantas kehabisan konflik. Munculnya Tyson membawa Percy pada tingkat kedewasaan baru, sekaligus juga memberi warna yang baru dalam party Percy Jackson. Deretan makhluk dan dewa Yunani Kuno yang dimodernisasi masih menjadi daya tarik tersendiri. Sayangnya, adegan pertempuran dalam seri kedua ini sama sekali tidak ada yang klimaks, dan pace film ini terasa terburu-buru (seperti dikejar durasi, andai lebih lama 30 menit, mungkin hasilnya agak berbeda).

Frankly, Sea of Monsters is a nod– not more, not less. Sebagai film keluarga, ini cukup menghibur meskipun tidak luar biasa. Sebagian besar elemennya seperti hanya pengulangan seri pertamanya, sehingga memang Percy Jackson masih di jalur yang aman. Andai jeda antar installment dari franchise ini tidak terlalu lama, mungkin kenikmatan menyaksikan Percy Jackson bisa lebih optimal. Dan, andai Kevin Sorbo dibawa dalam lanjutan franchise ini, saya yakin, Percy Jackson pasti lebih alive and kickin’.

TITLE: Percy Jackson, Sea of Monsters

GENRE: Adventure | Fantasy

DIRECTOR: Thor Freudenthal

BASED on Books by Rick Riordan

CASTS: Logan Lerman, Alexandra Daddario, Brandon T. Jackson, Douglas Smith, Leven Rambin, Jake Abel

RATING:

2 responses

  1. halo! salam kenal dari Sobekan Tiket Bioskop. Bintang tiga ya, sama nih rating dari saya juga segitu.

    Btw saya sudah masukkan Sinekdoks ke dalam page Movie Blogger di blog saya 😀

    1. Terimakasih bro timo 😀
      bintang tiga sih, gak kurang gak lebih.
      Masih enak dinikmati sih seenggaknya (dibanding Mortal Instrument) hehe

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!