The Mortal Instruments: City of Bones adalah film adaptasi best-selling novel untuk young-adult kedua yang saya saksikan Agustus 2013 ini, setelah Percy Jackson: Sea of Monsters. Jika Sea of Monsters terjebak dalam eksplorasi kisahnya sendiri, City of Bones justru terjebak dalam orisinalitas kisahnya sendiri. I wouldn’t say it’s a bad movie; it’s just a disappointing one.
Bersetting di New York, Clarissa ‘Clary’ Fray (Lily Collins) harus menemui kenyataan pahit saat ibunya, Jocelyn (Lena Heady) diculik tanpa alasan yang ia ketahui. Sampai akhirnya ia tahu bahwa dirinya adalah keturunan shadowhunter, pendekar yang bertugas melindungi para mundane (manusia biasa) dari iblis. Dengan bantuan shadowhunter lain, Jace (Jamie Campbell Bower), serta sahabatnya Simon (Robert Sheehan), serta Alec (Kevin Zegers) dan Isabelle (Jemima West), Clary memulai petualangannya hebatnya dalam menemukan ibunya serta menemukan jati dirinya, saat kedua “dunia” saling bertabrakan.
Entah apa yang salah dengan City of Bones; banyak hal terasa dipaksakan. Film ini (bisa jadi) terlalu ambisius, IMHO. Entah bagaimana (mungkin karena saya belum membaca bukunya), saya tidak tahu: apakah storyline dari novelnya karya Cassandra Clare yang terlalu dangkal atau treatment yang dipakai untuk memfilmkannya yang terlalu klise? Yang jelas lagi, City of Bones seolah tidak memiliki jati diri. Could I just take it for granted for I knew Harald Zwart, the director was known best for ruining The Karate Kid previously?
Menonton City of Bones terasa seperti menyaksikan crossover Constantine, Devil May Cry, dan Legion dengan drama-drama Twilight yang dipadatkan. Sayang memang jika pada akhirnya kisahnya lebih seperti picisan dengan bumbu romansa yang berlebihan (persis seperti Twilight). Semuanya terasa seperti repetisi saja: Memiliki orang tua dengan masa lalu tidak jelas– terlalu sering muncul, percintaan beda realm— seperti deja vu, laki-laki super cool idaman para fangirl— deja vu lagi, half-blood child– just too real, petualangan fantasy anak muda– juga sudah pernah, vampir-werewolf— oh, come on! Terasa seperti mencomot dari sana sini untuk diletakkan di sana sini. Seperti Scary Movie (dan film parodi sejenisnya) meskipun konon ini bukan parodi.
Hebat sekali, Jamie Campbell Bower memang harus berperan cool, dia membuatnya terlalu cool atau malah sok cool. Untungnya Lily Collins yang bermata indah lumayan bisa menghibur mata; cukup untuk “merasa” bisa “menikmati” film ini. Sebuah awal yang kurang meyakinkan untuk sebuah franchise. Hopefully they’ll realize having a pile of homework to do; and, hopefully, the upcoming “Maze Runner”, “Divergent”, “How I Live Now”, “Ender’s Game”, and lots other learn something.
TITLE: The Mortal Instrument: City of Bones
GENRE: Adaptation | Drama | Adventure | Fantasy
DIRECTOR: Harald Zwart
WRITER: Jessica Postigo
BASED ON book by Cassandra Clare
CASTS: Lily Collins, Jamie Campbell Bower, Robert Sheehan, Lena Heady, Kevin Zegers, Jemima West
RATING:Â
Leave a Reply