Prisoners (2013)

Read Time:4 Minute, 19 Second

Setelah mempermainkan penontonnya dengan sebuah misteri pencarian dalam Incendies yang twist-nya melegenda, Vileneuve kembali dengan Prisoners, sebuah crime-thriller tentang penculikan yang penuh dengan misteri dan sangat menguras emosi. Yang jelas dibutuhkan stamina yang prima untuk mengikuti 150 menit penuh perasaan tidak nyaman–dalam perpaduan penyutradaraan prima Villeneuve, sinematografi yang kelam Roger Deakins, dan skrip yang terlalu rapi dari Aaron Guzikowski.

Penculikan, apalagi terhadap anak-anak, memang selalu meninggalkan perasaan tidak nyaman bagi siapapun–bagi korbannya, keluarganya, maupun lingkungan sekitarnya. Di sinilah, Prisoners menjadi sangat manipulatif karena kemampuannya untuk melibatkan emosi penonton di dalam emosi ceritanya. Kisah dalam Prisoners sendiri terjalin dalam mentalitas sebuah kota kecil di Pennsylvania; di mana dua keluarga yaitu Dovers dan Birches, yang merupakan pusat cerita ini tinggal. Keller Dover (Hugh Jackman), seorang ayah yang relijius dan rela melakukan apa saja demi keluarganya, dan istrinya Grace (Maria Bello), harus menerima kenyataan pahit ketika putri mereka Anna (Erin Gerasimovich) diculik bersama Joy (Kyla Drew Simmons), putri Franklin Birch (Terrence Howard) and Nancy (Viola Davis) saat perayaan Thanksgiving.

Masalah memuncak ketika tim investigasi lokal yang dipimpin Detektif Loki (Jake Gyllenhaal) gagal menahan terduga Alex Jones (Paul Dano), pria dengan keterbelakangan mental yang tinggal dengan bibinya Holly Jones (diperankan dengan mengesankan oleh Mellisa Leo). Dengan kegagalan memperoleh apapun dari Alex serta belum ditemukannya anak-anak Dover dan Birch, semuanya menjadi makin runyam–Keller memilih untuk main hakim sendiri pada Alex sedangkan Loki terus tertekan dalam investigasinya yang berujung pada sebaran puzzle yang makin acak. Bukti demi bukti bukannya memberi pencerahan, namun justru makin memperkeruh investigasi. Pada akhirnya justru kedua upaya yang bertolak belakang dari Loki dan Keller mempertemukan mereka pada sebuah konklusi yang jauh dari kata “tertebak.”

150 menit dengan ketegangan dan misteri yang konstan tentu bukanlah durasi yang singkat. Dengan pace yang sangat pelan namun intens, tidak menutup kemungkinan penonton menjadi lelah dan bosan (saya sempat mengalaminya beberapa kali). Beruntung skrip yang sangat tertata rapi sangat membantu kita untuk bersimpati pada karakter-karakter yang ada, sehingga kita sedikit demi sedikit diajak mendalami state of mind para karakternya–karena lewat studi karakter inilah tingkat ketegangan diatur. Dengan set yang sempit di sebuah kota kecil di Pennsylvania ditambah dengan shot-shot jarak dekat, Prisoners berhasil membuat perasaan “terkurung” yang sangat tidak nyaman.

Pengenalan karakter yang kilat ditambah dengan konflik yang tanpa basa-basi kemudian dilanjutkan dengan sebuah prosedur investigasi yang klise nampaknya memberi kesan bahwa film ini akan berakhir cepat. Namun, seiring berjalannya waktu, seiring ditemukannya bukti-bukti dan petunjuk yang justru terkesan acak dan saling tidak berkaitan, Prisoners menjadi semakin kelam dan desperate. Ditambah. ketika batasan-batasan moral yang ada mulai dikaburkan oleh karakternya, film ini seolah mengarah pada jalan buntu. Dipandu oleh karakterisasi yang “bold“, saya sendiri mulai terperangah dengan cara film ini mengaitkan tiap petunjuk random lewat twist-twist yang sebenarnya “bukan hal baru”, namun dengan sabar diungkap. Prisoners seolah menjadikan “character study” sebagai sebuah genre baru bagi crime-thriller lewat narasinya ini.

Skrip yang rapi dan shot yang prima disempurnakan oleh para pemeran film ini yang (sekali lagi, thanks to the script) dengan porsi yang tepat mampu mengekskalasi ketegangan di film ini. Keluarga Birch-nya Howard dan Davis serta para anak sulung, Ralph Dover (Dylan Minnette) dan Eliza Birch (Zoe Borde), masing-masing mempunyai porsi yang tepat dengan tingkat emosi yang pas. Sementara, tokoh keterbelakangan mental Dano sungguh mengundang simpati, saat karakter lembutnya harus dihadapkan pada kerasnya sifat Jackman yang mendadak temperamen; karakternya sejajar dengan karakter Bob Taylor-nya David Dastmalchian, sebagai distraktor yang mengejutkan untuk kerangka film ini. Spotlight sepertinya juga pantas diberikan pada karakter Holly-nya Melissa Leo yang dari awal sampai akhir konstan misterius–sebuah pencapaian tersendiri bagi Leo. Yang cukup mengecewakan, IMO, adalah karakter Maria Bello yang nampaknya terlalu banyak tangisan, sehingga sedikit mengganggu perkembangan karakter Jackman dan Gyllenhaal.

Konstelasi casts ini saling mendukung sehingga emosi masing-masing karakter tersampaikan dan perkembangan masing-masing memuncak; dan semuanya mengerucut pada kedua karakter utama milik Jackman dan Gyllenhaal. Bagi Jackman dan Gyllenhaal, peran mereka di Prisoners bisa jadi salah satu peran mereka yang paling dewasa dan emosional–dan bahkan sampai pada titik tertentu, di sinilah peran “terkelam” mereka. Peran ayah tentu saja bukan hal baru bagi Jackman, begitu juga peran karakter yang moralnya dikaburkan (sekilas mengingatkan saya akan Angier di The Prestige), namun sisi relijius dan sisi “kepala keluarganya” benar-benar teruji di sini. Bagi Gyllenhaal, peran Loki mungkin tak lebih gelap daripada perannya di Zodiac maupun Donnie Darko, namun kedewasaannya di sini adalah sesuatu yang berbeda. Bagaimana kedua tokoh ini saling attract dan saling berdinamika adalah suatu pengembangan karakter terbaik dalam sebuah crime-thriller.

Anda yang pernah menyaksikan Incendies tentu familiar dengan emosi yang ditampilkan Prisoners. Namun, kemampuan Prisoners mempermainkan ketegangan dengan memanfaatkan pace yang lambat serta durasi yang panjang adalah sebuah pencapaian terbaru dalam sub-genre penculikan. Dengan kesabaran dan emosi yang dieksploitasi habis-habisan, jangan berharap Prisoners menjadi film yang melegakan; jadi siapkan stamina dan emosi anda untuk menangkap pesona terbaik Prisoners ini.

TITLE: Prisoners

YEAR: 2013

GENRE: Drama, Crime, Thriller

DIRECTOR: Denis Villeneuve

WRITER: Aaron Guzikowski

CASTS: Hugh Jackman, Jake Gyllenhaal, Terrence Howard, Viola Davis, Maria Bello, Melissa Leo, Paul Dano, Dylan Minnette, Zoe Borde, Erin Gerasimovich, Kyla Drew Simmons, David Dastmalchian

RATING:

6 responses to “Prisoners (2013)”

  1. zerosumo Avatar
    zerosumo

    Salah satu film terbaik gw inih, seneng banyak yang suka juga ma ini film :’)

    1. Paskalis Damar AK Avatar
      Paskalis Damar AK

      biar lambatnya nampol, tapi “rangkaian” film ini tuh nyenengin hehe

      1. zerosumo Avatar
        zerosumo

        Bener bangett! XD

  2. 2013: Best of All. | sinekdoks

    […] Prisoners […]

  3. Enemy (2014) | sinekdoks

    […] Villeneuve’s second collaboration with Jake Gyllenhaal prior to the 2013′s sleeper hit, Prisoners. Enemy sneaks behind Adam Bell (Gyllenhaal), a solitary history professor finds himself identical […]

  4. Sicario (2015) – Review | sinekdoks – Movie Review

    […] haunting Incendies to traumatizing Prisoners to enigmatic Enemy; Denis Villeneuve’s filmography is equally bleak and strong in […]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!