Attack on Titan: Part 1 (2015) – Review

Read Time:3 Minute, 59 Second

The world is cruel…” — Mikasa

I realize that adapting a popular manga/anime into a live action is like a mission impossible yet doable. Determining an appropriate act is one thing, attempting not to modifying characters’ appearance, motivation or, most importantly, fate is the direst challenge.

However, as a purist to Shingeki no Kyojin manga along with the anime (source materials from which this live action is adapted), I cannot hide rooting disappointment over this.

To boldly highlight: this live action, seemingly, only borrows the source materials’ enticing premise as well as some most important characters to create a completely different self-proclaimed live action (which I prefer calling this a fanfiction). 

At its core, Attack on Titan is truly a grim coming-of-age dystopian tale that revolves around the life of Eren and friends in a “mysterious” world where human are no longer the hunter. Humanoid titans take over control and human races build walls to protect themselves.

Too bad this live action strips off the manga/anime’s most essential elements—complexity through a more plain world (compared to other anime). The filmmakers opt to take a standard translation—highlighting only the grotesque horror and the David-against-Goliath action sequences, watering down the characters to some one-dimensional ones.

Series of creative decisions make it looks even more ridiculous, like making it post-apocalyptic which unravels big plotholes, the whole-time dark setting is a big plothole (at least according to the manga), over-simplifying the benefits of 3D Maneuver Gear is another misfire, yet over-simplifying Eren’s motive and backstory is the true face of horror.

I wouldn’t say I resent this adaptation, it still has the heart when comes to visual. At least, with limited budget, Attack on Titan is able to deliver the macabre in an exceptional way. Titans’ appearance is a little bit ridiculous, but there’s where the horror lies (compared to the artsy look in the manga). Colossal Titan is at finest—since it looks even bigger from its original form. But that’s all.

Visually, it’s quite enticing in bringing the horror albeit some details are too ridiculous. Yet, the plot is over-simplifying the source material, or simply just over-simplifying (I’d think so had I never watched the anime or read the manga). Without the complexity, Attack on Titan is almost as dull as the titan.

Attack on Titan: Part 1 (2015)

Shingeki no Kyojin

Adaptation, Action, Adventure Directed by: Shinji Higuchi Written by: Yuusuke Watanabe, Tomohiro Machiyama based on manga by Hajime Isayama Starred by: Haruma Miura, Kiko Mizuhara, Kanata Hongo Runtime: 90 mins

IMDb | Official Site


Mengadaptasi manga/anime populer menjadi sebuah film live action memang nampaknya mission impossible tapi nyatanya doable. Menentukan act yang tepat memang penting, tapi upaya untuk tidak mengubah penampilan, motif, bahkan nasib karakternya itulah yang paling menantang.

Sebagai purist Shingeki no Kyojin (sumber aslinya Attack on Titan), saya tidak bisa menyembunyikan kekecewaan saya terhadap live action Attack on Titan ini.

Singkatnya, live action ini seolah-olah hanya meminjam premis dan beberapa karakter utama dari sumber originalnya untuk membuat kisah yang completely different—saking bedanya, saya pikir ini hanya fanfiction.

Attack on Titan sesungguhnya adalah sebuah kisah coming of age sekaligus dystopia yang berpusat pada kehidupan Eren dan teman-temannya di dunia yang sudah berubah. Manusia bukan lagi pemburu dan kini malah justru menjadi buruan para titan raksasa yang siap memakan mereka. Dalam ketakutan, manusia membangun dinding raksasa untuk melindungi mereka.

Sayangnya, live action ini malah membuang elemen paling penting dari anime/manga-nya—kompleksitas. Para filmmakernya memilih untuk fokus menampilkan betapa seramnya hidup dikelilingi Titan dan meng-highlight pertarungan bak Daud vs Goliat; akibatnya, para karakternya menjadi tak menarik dan bahkan one dimensional.

Keputusan kreatif yang diambil dalam pembuatan live action ini malah membuatnya makin ridiculous—aneh tapi nyata. Membuatnya sebagai kisah post-apocalyptic yang setengah-setengah malah mengungkap plothole sebesar titan, membuat setting yang selalu gelap malah mengkhianati sumbernya, menggampangkan peran 3D Maneuver Gear juga sama parahnya, apalagi menyederhanakan motif serta backstory-nya Eren.

Saya tak 100% membenci live action ini karena film ini masih punya visual yang lumayan. Dengan budgetnya yang terbatas, Attack on Titan masih bisa menampilkan macabre-nya dengan brutal. Penampilan titannya memang cukup “lucu”—jika dibanding versi artsy-nya di anime/manga—tapi justru itulah yang membuat mereka makin menyeramkan. Puncaknya adalah Colossa Titan yang bahkan lebih besar dari dugaan. Sayangnya, hanya itu saja yang menarik.

Secara visual, Attack on Titan mampu menampilkan sisi horrornya meskipun beberapa detailnya cukup konyol. Namun, plotnya yang menyederhanakan segala hal sangatlah mengganggu—bahkan bagi yang belum pernah menonton animenya.


This Attack on Titan: Part 1 review is written by Paskalis Damar. Review film Attack on Titan: Part 1 ini diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia oleh Paskalis Damar.

3 responses to “Attack on Titan: Part 1 (2015) – Review”

  1. Tri Fajar Avatar
    Tri Fajar

    Aktingnya gak banget, kaku. Belum lagi cerita yg entah fokus ke siapa, aku yg nonton jadi bingung mau empati pada siapa.
    Belum lagi yg terlalu anime, berdiri di atas peluru memandangi tembok dan rambutnya terurai angin memang kelihatan keren di anime, tapi kalau diterapin ke manusia jadi lucu, sok keren gitu loh. Bikin sebel yg nonton.

    1. Paskalis Damar AK Avatar
      Paskalis Damar AK

      Ya actingnya memang agak kaku, tapi kalau saya tetep plotnya yang bikin sebel hehe

  2. Tri Fajar Avatar
    Tri Fajar

    Plot-nya lompat2, banyak cerita yg hilang, tiba2 aja sampe di situ, gak ada kontinuitas. Semua adegan seperti angin lalu, tak berbekas. Pantesan aku pas nonton berasa gak ikut tenggelam dalam ceritanya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!