Everybody Wants Some!! (2016): Antropologi kehidupan jocks era 80-an

Read Time:3 Minute, 12 Second

Review Everybody Wants Some!!:  Lewat Everybody Wants Some!!, Richard Linklater kembali berhura-hura setelah sebelumnya berkontemplasi dengan menyelesaikan Before Trilogy serta magnum opus-nya, Boyhood. Dalam film yang disebut-sebut sebagai ‘spiritual sequel’ Dazed and Confused ini, Linklater mengunjungi kembali tema yang pernah membesarkan namanya.

Kalau Dazed and Confused, yang bersetting 70-an (tapi dibuat di era 90-an), menampilkan keliaran 24 jam terakhir siswa-siswa high school sebelum summer break; Everybody Wants Some!! justru sebaliknya. Bersetting musim gugur 80-an (tapi dibuat di era millennium), film ini menggambarkan keliaran 3 hari terakhir sebelum perkuliahan reguler dimulai. 

Film yang judulnya diambil utuh dari lagu Van Halen ini mencoba mengobservasi luapan coming-of-age adrenalin yang penuh hedonisme melalui frame kegiatan para jocks – atlet kampus yang selalu identik dengan bully dan zero-intelligence. Sama seperti Dazed, Everbody juga mengesampingkan formalitas plot dan mengizinkan narasinya mengalir seperti jadwal, menjadikannya sebuah potret anthropologi kehidupan remaja Amrik.

Image via IMDb

Poros narasinya adalah Jake (Blake Jenner dari Glee), seorang freshman yang tergabung dalam tim baseball kampus. Tinggal di semacam frat-house yang terlalu penuh kadar testosterone-nya, Jake berteman dengan berbagai macam jocks yang, out-of-cliché, ternyata seru. Meskipun tentang tim baseball, namun ‘baseball’ sendiri sama sekali tak tersentuh sampai seperempat akhir filmnya; sebagai gantinya, guyonan dan banter a la alpha-male dijejalkan di setiap sudutnya. Penuh omong kosong dan penuh luapan hasrat akan ‘sex, party and liquor,’ namun tak ada tendensi judgmental yang disampaikan film ini.

Absennya plot yang prominent tidak menjadikan Everybody kacau tanpa arah. Linklater menunjukkan kepiawaiannya merangkai dialog-dialog dengan sangat manis hingga tak terasa separuh film terlampaui. Ada beberapa segmen yang “hampir menyerupai plot”, yang paling kentara adalah hubungan Jake dengan Beverly (Zoe Deucth), mahasiswi Fine Arts, yang berhasil berintegrasi dengan struktur filmnya yang unik.

Sama seperti Dazed, inti naturalitas dan kegilaan Everybody adalah para tokohnya lengkap dengan interaksi mereka. Tokoh-tokohnya, yang cenderung male-centric, secara natural memang likable dan quirky; interaksi mereka yang explosive pun sangat intens. Tak ada nama-nama besar yang tampil di layar, tapi setiap karakternya menarik untuk diikuti – Finnegan (Glen Powell) yang super ramah; Roper (Ryan Guzman), semacam guide bagi freshmen; McReynolds (Tyler Hoechlin) yang flamboyan; Jay (Juston Street) yang agresif, Dale (J. Quinton Johnson), satu-satunya yang berkulit hitam; dan masih banyak lagi.

Jika bertolak dari kesuksesan Dazed mengangkat bintang-bintang mudanya menjadi aktor besar (sebut saja Matthew McConaughey, Mila Jovovich, Ben Affleck, atau Adam Goldberg), kira-kira bagaimanakah nasib roster Everybody di masa depan? Bisa jadi sama cerahnya.

Image via IMDb

Linklater memperlakukan jocks-nya sebagai karakter yang multidimensional. Mungkin di situlah twist terbesar Everybody. Kalau biasanya jocks selalu digambarkan sebagai kumpulan bully egois yang tak berotak, Linklater menggambarkannya dengan cukup kontras meskipun tak dipungkiri, ia mengamini klise itu dalam beberapa hal.

Tanpa plot ‘yang asli’ bukan berarti tanpa pesan. Selagi menenggelamkan tokoh-tokohnya dalam hedonism yang meluap-luap, Linklater memasukkan banyak pesan-pesan dan gagasan yang thought-provoking tanpa harus secara gamblang. Kadang pesannya hanya berupa celotehan spontan tokohnya; kadang berupa ironi yang tergambar dari kelakuan liar mereka; yang jelas, Linklater tak pernah men-judge dan melabeli tokoh-tokohnya sebagai produk ‘keliaran’ budaya.

Anak-anak muda ini memang masih dazed dan confused as they would ever be, tapi kini mereka sudah lebih tahu apa yang mereka inginkan. Karena itulah Everybody Wants Some!! menjadi jawaban yang vokal atas studi kasus yang mengkultus dalam Dazed and Confused. Seolah ingin menyampaikan bahwa ‘tak beraturan bukan berarti nihil’, Everybody hanya ingin bersenang-senang selagi bisa – menjadikannya salah satu film terbaik tahun ini… dengan kumpulan soundtrack yang juga terbaik!

Everybody Wants Some!! (2016)

Comedy Written & Directed by: Richard Linklater Starred by: Blake Jenner, Tyler Hoechlin, Ryan GuzmanZoey DeutchWyatt Russell Runtime: 117 mins Rated R

IMDb

6 responses to “Everybody Wants Some!! (2016): Antropologi kehidupan jocks era 80-an”

  1. raspati19 Avatar
    raspati19

    Barusan abis nonton dan wow, reviewnya spot-on.
    Sudah kagum sm Linklater sejak Dazed dan film ini membuktikan kalo dia emg mahir bgt nge-direct pemainnya.

    1. Paskalis Damar AK Avatar
      Paskalis Damar AK

      Mungkin Everybody ngga se-iconic Dazed, tapi yang jelas dia sukses nampilin kekhasannya Linklater yg pinter bgt ngolah dialog 😀

  2. Adhiem Mizan Maulana Avatar
    Adhiem Mizan Maulana

    Baru aja kelar nonton ini dengan sub buatanmu mas. 😅😅
    Linklater emang hebat, bisa bikin drama sesederhana ini bisa jadi menarik banget.

    1. Paskalis Damar AK Avatar
      Paskalis Damar AK

      Hahaha sub ala kadarnya itu bermanfaat juga ;)) itu tanpa plot sik. Tapi ngalirnya seru

  3. Best of 2016: Films | sinekdoks – Movie Review

    […] 10. Everybody Wants Some!! (Richard Linklater) […]

  4. Best of 2016, So Far… | sinekdoks – Movie Review

    […] 15. Everybody Wants Some!! […]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!