Danny Boyle selalu terkenal dengan cult dan Oscar-nya; sebut saja Trainspoitting yang benar-benar cult, 28 Days Later yang menjadi cult di ranah film zombie, serta Slumdog Millionaire dan 127 Hours-nya yang kebanjiran nominasi Oscar. Di tahun 2013, ia kembali dengan sebuah film underrated–perpaduan pop art yang kental dengan berbagai ciri khasnya; sebuah film heist gone bad dengan trio bintangnya James McAvoy, Vincent Cassell, dan Rosario Dawson–Trance.
Trance memadukan shot-shot yang indah khas Boyle, transisi antar shot yang sama uniknya, permainan warna-warna cerah dengan lampu neon khas pop art, ditambah dengan musik trance (literally or not) serta pajangan lukisan-lukisan modern art milik Vincent van Gogh, Rembrandt, dan Goya. Lukisan? Ya, lukisan. Trance adalah heist, lukisan, dan being trance (tidak sadarkan diri).
Trance dibuka dengan scene opening yang unik, yaitu ceramah Simon (McAvoy)–seorang petugas lelang lukisan yang mengungkap motif awal film ini tentang pencurian di lelang lukisan pada masa lalu dengan kontradiksinya pada masa kini serta prosedur pengamanan yang “terbaik” (termasuk quote “Don’t be a hero” dan “No piece of art is worth a human’s life“). Setelah itu Trance akan membawamu mengikuti sebuah pencurian terencana yang dipimpin oleh Franck (Cassell) yang memukul Simon dengan senapan hingga tak sadarkan diri pada untuk merebut koper penyimpanan lukisan Goya pada saat Simon melakukan prosedur pengamanan.
Setelah opening scene yang cukup panjang, praktis Trance adalah aliran twist demi twist yang seolah tiada habisnya. Dimulai dengan kenyataan bahwa koper yang dibawa Franck ternyata kosong, tanpa lukisan Goya senilai 25.000 pounds; lalu kenyataan bahwa Simon ternyata terlibat dalam pencurian tadi, dan yang paling gila tentunya fakta bahwa Simon mengalami amnesia, padahal hanya dia yang tahu di mana di mana lukisan itu. Itu baru awal; untuk mengembalikan ingatan Simon (atau at least menemukan sesuatu di ingatannya), Franck membawa Simon kepada seorang ahli hipnosis, Elizabeth (Rosario Dawson); dan ternyata, keputusan ini justru hanya membuka twist-twist besar lainnya yang berhubungan dengan pencurian lukisan Goya, jati diri Simon, dan rahasia-rahasia besar yang tak pernah terduga sebelumnya.
Yang menarik adalah proses hipnosis di sini; mau tidak mau, saya harus mengatakan bahwa proses menyelami ingatan Simon di sini terlihat seperti Inception, karya Nolan. Tapi memang Trance tidak semassive Inception, dan jelas tidak sehalus Inception. Get lost dalam proses mimpi-dalam-mimpi-nya Inception mungkin karena memang tidak fokus saat menonton; tapi Trance berbeda, get lost dalam proses ingatan-dalam-ingatan di sini terjadi karena memang strukturnya yang rumit, sehingga membedakan dunia nyata dan ingatan Simon memang agak susah dan di situlah serombongan twist dibangun.
Meskipun McAvoy cukup meyakinkan di sini (setidaknya ia tidak terlalu naif), Cassell dengan penuh kejutan yang sangat mengancam, dan Dawson mampu menampilkan dua sisi koin sekaligus, Trance masih memiliki masalah dengan logika ceritanya: terutama dengan keterlibatan tokoh Dawson, Elizabeth, dan nasib lukisan Goya pasca konflik. Memang pada akhirnya tidak diceritakan bagaimana, dan sampai ending tidak ada notch ke arah sana, jadi ya make it fine, then. Masalah lain terjadi karena lingkup cerita yang sempit, sehingga film ini hanya berputar-putar dengan karakter-karakter yang sama; the thing is, selain tokoh McAvoy, Cassell, dan Dawson, praktis tokoh lain tidaklah berkembang; jika boleh dibandingkan dengan Inception, yang semua karakternya berkembang mengikuti cerita.
Setelah, Trainspoitting dan 127 Hours, mungkin Trance membuat sisi meditatif Boyle yang lain. Finally, Trance akan lebih pas bagi para pecinta puzzle dan struktur cerita berlapis. Selebihnya, mungkin hanya akan menikmatinya begitu saja.
TITLE: TRANCE
GENRE: Crime | Drama | Mistery
DIRECTOR: Danny Boyle
WRITER: John Hodge
CASTS: James McAvoy, Vincent Cassell, Rosario Dawson
RATING:
Leave a Reply