Here comes the era where campy horror-slashers from the 80s are stripped off and reassembled as a full-homage modern meta-horror to please aficionados. The Final Girls is one example, which re-introduces such formula and turns it into a joyride to spoof summer camp horror a la Friday the 13th in a Last Action Hero way.
Max (Taissa Farmiga) is a daughter of a late 80s scream queen (portrayed by Malin Akerman) known for a cult summer camp bonanza Camp Bloodbath. Upon the special anniversary screening of the movie, a fire breaks. To escape the catastrophe, Max and her friends rip the screen only to find themselves reverse-breaking the fourth wall and getting trapped in the movie.
The Final Girls defies the genre-cliché and lives up its exhilarating premise then, surprisingly, hits the right spots with likable characters. Although the story itself isn’t a hundred percent original, it pays respectful homages to similar movies it ripped off by “correcting” the cliché into some playful, gonzo parody (not in a way Scary Movie ruins horror) and adds a sensitive drama.
While occasionally having trouble with continuity and consistency (in terms of obeying its own on-screen rules) as well as PG-13 rating (which is kinda crazy for a campy slasher flick), The Final Girls really saves its “final girls” for a real, heart wrenching drama of mother-daughter love loss and grief, which kinda make the whole story alive.
The Final Girls (2015)
Horror, Thriller, Comedy Directed by: Todd Strauss-Schulson Written by: M.A. Fortin, Joshua John Miller Starred by: Taissa Farmiga, Malin Akerman, Adam DeVine Runtime: 88 mins Rated PG – 13
Image Courtesy: IMDb
Tibalah era di mana film-film horror slasher 80-an ditelanjangi dan dirakit ulang menjadi meta-horror modern penuh homage—yang tentunya membahagiakan para pecinta horror. The Final Girl adalah contohnya—memakai formula tersebut dalam sebuah joyride yang men-spoof film summer camp a la Friday the 13th dengan gaya Last Action Hero.
Max (Taissa Farmiga) adalah putri mendiang scream queen terkenal dekade 80-an (diperankan oleh Malin Akerman). Dalam perayaan anniversary film ibunya, Camp Bloodbath, kebakaran terjadi. Untuk menyelamatkan diri, Max dkk merobek layar bioskop. Alih-alih selamat, mereka malah menembus tembok keempat dari sisi yang lain dan masuk ke dalam film slasher itu.
The Final Girls memutarbalikkan genre-cliche khas slasher 80-an untuk memenuhi premisnya yang super gila. Surprisingly, yang dilakukan The Final Girls nampak sangat mulus apalagi dengan karakter-karakternya yang menyenangkan.
Meskipun ceritanya tidak 100% orisinal, film ini tampil meyakinkan dalam menghadirkan homage sekaligus “mengkoreksi” berbagai macam klise dengan parodi yang gila-gilaan (tapi tidak seperti Scary Movie yang malah merusak reputasi film lain) ditambah dengan drama yang menyentuh.
Meskipun bermasalah dengan kontinuitas dan konsistensi serta rating PG-13 (untuk film slasher? hello?), The Final Girls benar menyimpan final girls-nya untuk menghadirkan drama ibu-anak yang nyata, yang mampu membuat film ini lebih hidup.
The Final Girls review is written by Paskalis Damar. Review film The Final Girls ini diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia oleh Paskalis Damar.
Leave a Reply