This Is the End (2013)

Read Time:3 Minute, 41 Second

Jika mencari sebuah film konyol untuk ditertawakan selama weekend yang penuh cameo selebritis Hollywood, diperankan oleh aktor-aktor komedi yang memerankan dirinya sendiri, penuh guyonan kasar dan slapstick, serta berkisah tentang kiamat… This is The End-lah film yang dicari.

Versi panjang dari film pendek 8 menit Jay & Seth vs The Apocalypse ini menghadirkan guyonan kasar a la Amerika dalam durasinya yang hampir 2 jam. Ide-ide konyol dari kedua penulis sekaligus sutradara Seth Rogen dan Evan Goldberg dituangkan dalam durasi yang agak lama untuk film komedi ini dalam wujud film komedi survival saat kiamat dengan nuansa biblikal tiba-tiba terjadi  saat pesta para artis-artis Hollywood. Dengan membawa deretan cast Pineapple Express serta beberapa aktor dan aktris lainnya, This is the End menampilkan sebuah komedi ringan (yang tidak kacangan) tapi tetap menghibur.

Kisah dimulai saat Jay Baruchel datang ke Los Angeles untuk menemui Seth Rogen, sahabatnya. Setelahnya, Seth justru mengajak Jay untuk berpesta di rumah baru James Franco di Hollywood–padahal Jay sangat tidak suka berhubungan dengan teman-teman selebritis Seth. Walaupun begitu, keduanya tetap saja menghadiri pesta dan bertemu para selebritis Hollywood seperti Jonah Hill, Craig Robinson, Michael Cera, Rihanna, Emma Watson, Christopher Mintz-Plasse dan beberapa lainnya. Setelah pengantar yang cukup lama yang diisi dengan cameo-cameo tolol para selebritis tadi, permasalahan pun muncul.

Gempa bumi tiba-tiba terjadi dan cahaya-cahaya aneh mulai menarik orang-orang ke angkasa. Hingga akhirnya kiamat yang ditakuti benar-benar terjadi–menewaskan sebagian besar artis-artis di pesta itu dengan mengenaskan dan konyol. Kiamat itu hanya menyisakan Jay dan Seth yang selamat bersama Franco, Robinson, Hill, serta penyusup Danny McBride, yang sangat menyebalkan. Dengan persediaan yang seadanya, mereka mencoba bertahan dalam suatu bencana yang menurut Jay adalah “the judgement day” (yang tidak mau disamakan dengan istilah yang sama di Terminator 2).

Dari awal, yang menurut saya paling menarik di film ini adalah para pemainnya sendiri–yang memainkan diri mereka sendiri dan menggunakan “kekhasan” masing-masing untuk menciptakan humor yang seolah berkata, “bersenang-senanglah sebelum kiamat!” Paling menghibur tentu saja melihat para selebritis terkenal itu tewas dengan konyol–termasuk kematian a la Final Destination-nya Michael Cera yang tak disesali siapapun serta kematian Rihanna yang, if it’s true, jadi sangat melegakan. Selain itu, jualan besar film ini juga adalah referensi balik para aktornya ke film-film yang pernah mereka bintangi–sebut saja Pineapple Express yang mereka buat sekuelnya (dengan budget yang hampir nol), footage a la 127 Hours (yang salah disebut menjadi 27 Hours), Superbad, dan sebagainya. Belum lagi, homage terhadap film-film horror klasik yang dieksekusi dengan kocak–sangat menghibur.

Entah apa yang dipikirkan para aktornya tentang film ini–entah mereka ingin menertawakan diri sendiri atau apa; tapi yang jelas, kelakuan mereka sangat menggelikan.  Muncul sebentar untuk mengundang tawa atau membuat konflik nampaknya bukan masalah bagi mereka–contohnya tentu saja Emma Watson yang muncul dan pergi setelah terjadi kesalahpahaman konyol, dan jangan lupakan Chaning Tatum yang tampil dengan sangat disgusting tapi kita akan segera berpikir–he deserves that. 

Resep utama untuk menyaksikan film ini tentu saja hanyalah “sit back and relax“. Jangan terlalu perhatikan plotnya yang memang amburadul (but, hey, that’s apocalypse… what else can we expect?) dan karakterisasinya yang aneh. Bisa dibilang. paruh pertama film ini sangat menghibur dan wtf, tapi menurut saya, paruh kedua film ini lebih wtf lagi–penuh penggambaran biblikal tentang kiamat dan adegan-adegan ajaib (bayangkan saja, di antara monster-monster raksasa perwujudan Satan sempat ada lagu mendiang Whitney Houston yang dimainkan). Jadi, jangan terlalu mengharapkan pengembangan karakter yang luar biasa; semuanya bisa tiba-tiba berbalik 180 derajat dalam hitungan dialog (yang bodohnya terjadi pada tokoh James Franco).

This is the End, meskipun saya terlambat me-review-nya, tetaplah menjadi film yang menghibur. Tidak jelek, namun tidak bagus juga.–penuh dengan adegan-adegan yang tak pernah saya sangka akan terjadi di dunia perfilman Hollywood, namun tidak terlalu berbobot. Dengan aksi-aksi yang luar biasa, CGI yang kurang sempurna (dan sepertinya dibiarkan seperti itu), serta budget yang tak seberapa, serta cameo selebritis yang bertumpukan, sepertinya tidak terlalu rugi menyaksikan This is the End. Cukup setel sense-of-humour Anda ke level yang pas, dan bersiaplah untuk terhibur sambil mengumpat.

TITLE: This is the End

GENRE: Comedy | Survival

DIRECTORS: Seth Rogen, Evan Goldberg

WRITERS: Seth Rogen, Evan Goldberg

CASTS: Jay Baruchel, Seth Rogen, James Franco, Craig Robinson, Jonah Hill, Danny McBride, Emma Watson, Rihanna, Michael Cera, Chaning Tatum, Christopher Mintz-Plasse, Paul Rudd

RATING:

2 responses

  1. trifajar Avatar

    Lucu banget, dan lucunya itu natural, gak dipaksain.

  2. […] derision. At least, such wacky formulas work for me in Pineapple Express and last year’s This Is The End or in a more sentimental Knocked Up or Zack and Miri Make a Porno; judging from such portfolio, […]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!